tiot's...

tiot's...

Senin, 31 Januari 2011

budaya sunda

Sekilas Budaya Sunda Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan terhadap budaya tulis. "Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu, khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannya kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda yang ideal pun kemudian sering dikaitkan sebagai kebudayaan raja-raja Sunda atau tokoh yang diidentikkan dengan raja Sunda. Dalam kaitan ini, jadilah sosok Prabu Siliwangi dijadikan sebagai tokoh panutan dan kebanggaan urang Sunda karena dimitoskan sebagai raja Sunda yang berhasil, sekaligus mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Dalam perkembangannya yang paling kontemporer, kebudayaan Sunda kini banyak mendapat gugatan kembali. Pertanyaan seputar eksistensi kebudayaan Sunda pun sering kali mencuat ke permukaan. Apakah kebudayaan Sunda masih ada? Kalau masih ada, siapakah pemiliknya? Pertanyaan seputar eksistensi kebudayaan Sunda yang tampaknya provokatif tersebut, bila dikaji dengan tenang sebenarnya merupakan pertanyaan yang wajar-wajar saja. Mengapa demikian? Jawabannya sederhana, karena kebudayaan Sunda dalam kenyataannya saat ini memang seperti kehilangan ruhnya atau setidaknya tidak jelas arah dan tujuannya. Mau dibawa ke mana kebudayaan Sunda tersebut? Setidaknya ada empat daya hidup yang perlu dicermati dalam kebudayaan Sunda, yaitu, kemampuan beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh dan berkembang, serta kemampuan regenerasi. Kemampuan beradaptasi kebudayaan Sunda, terutama dalam merespons berbagai tantangan yang muncul, baik dari dalam maupun dari luar, dapat dikatakan memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan. Bahkan, kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup manakala berhadapan dengan tantangan dari luar. Akibatnya, tidaklah mengherankan bila semakin lama semakin banyak unsur kebudayaan Sunda yang tergilas oleh kebudayaan asing. Sebagai contoh paling jelas, bahasa Sunda yang merupakan bahasa komunitas urang Sunda tampak secara eksplisit semakin jarang digunakan oleh pemiliknya sendiri, khususnya para generasi muda Sunda. Lebih memprihatinkan lagi, menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari terkadang diidentikkan dengan "keterbelakangan", untuk tidak mengatakan primitif. Akibatnya, timbul rasa gengsi pada urang Sunda untuk menggunakan bahasa Sunda dalam pergaulannya sehari-hari. Bahkan, rasa "gengsi" ini terkadang ditemukan pula pada mereka yang sebenarnya merupakan pakar di bidang bahasa Sunda, termasuk untuk sekadar mengakui bahwa dirinya adalah pakar atau berlatar belakang keahlian di bidang bahasa Sunda. Apabila kemampuan beradaptasi kebudayaan Sunda memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan, hal itu sejalan pula dengan kemampuan mobilitasnya. Kemampuan kebudayaan Sunda untuk melakukan mobilitas, baik vertikal maupun horizontal, dapat dikatakan sangat lemah. Oleh karenanya, jangankan di luar komunitas Sunda, di dalam komunitas Sunda sendiri, kebudayaan Sunda seringkali menjadi asing. Meskipun ada unsur kebudayaan Sunda yang memperlihatkan kemampuan untuk bermobilitas, baik secara horizontal maupun vertikal, secara umum kemampuan kebudayaan Sunda untuk bermobilitas dapat dikatakan masih rendah sehingga kebudayaan Sunda tidak saja tampak jalan di tempat tetapi juga berjalan mundur. Berkaitan erat dengan dua kemampuan terdahulu, kemampuan tumbuh dan berkembang kebudayaan Sunda juga dapat dikatakan memperlihatkan tampilan yang tidak kalah memprihatinkan. Jangankan berbicara paradigma-paradigma baru, iktikad untuk melestarikan apa yang telah dimiliki saja dapat dikatakan sangat lemah. Dalam hal folklor misalnya, menjadi sebuah pertanyaan besar, komunitas Sunda yang sebenarnya kaya dengan folklor, seberapa jauh telah berupaya untuk tetap melestarikan folklor tersebut agar tetap "membumi" dengan masyarakat Sunda. Kalaulah upaya untuk "membumikan" harta pusaka saja tidak ada bisa dipastikan paradigma baru untuk membuat folklor tersebut agar sanggup berkompetisi dengan kebudayaan luar pun bisa jadi hampir tidak ada atau bahkan mungkin, belum pernah terpikirkan sama sekali. Biarlah folklor tersebut menjadi kenangan masa lalu urang Sunda dan biarkanlah folklor tersebut ikut terkubur selamanya bersama para pendukungnya, begitulah barangkali ucap urang Sunda yang tidak berdaya dalam merawat dan memberdayakan warisan leluhurnya. Berkenaan dengan kemampuan regenerasi, kebudayaan Sunda pun tampaknya kurang membuka ruang bagi terjadinya proses tersebut, untuk tidak mengatakan anti regenerasi. Budaya "kumaha akang", "teu langkung akang", "mangga tipayun", yang demikian kental melingkupi kehidupan sehari-hari urang Sunda dapat dikatakan menjadi salah satu penyebab rentannya budaya Sunda dalam proses regenerasi. Akibatnya, jadilah budaya Sunda gagap dengan regenerasi. Generasi-generasi baru urang Sunda seperti tidak diberi ruang terbuka untuk berkompetisi dengan sehat, hanya karena kentalnya senioritas serta "terlalu majunya" pemikiran para generasi baru, yang seringkali bertentangan dengan pakem-pakem yang dimiliki generasi sebelumnya. Akibatnya, tidaklah mengherankan bila proses alih generasi dalam berbagai bidang pun berjalan dengan tersendat-sendat. Bila pengamatan terhadap daya hidup kebudayaan Sunda melahirkan temuan-temuan yang cukup memprihatinkan, hal yang sama juga terjadi manakala tiga mustika mutu hidup kreasi Rendra digunakan untuk menjelajahi Kebudayaan Sunda, baik itu mustika tanggung jawab terhadap kewajiban, mustika idealisme maupun mustika spontanitas. Lemahnya tanggung jawab terhadap kewajiban tidak saja diakibatkan oleh minimnya ruang-ruang serta kebebasan untuk melaksanakan kewaijiban secara total dan bertanggung jawab tetapi juga oleh lemahnya kapasitas dalam melaksanakan suatu kewajiban. Hedonisme yang kini melanda Kebudayaan Sunda telah mampu menggeser parameter dalam melaksanakan suatu kewajiban. Untuk melaksanakan suatu kewajiban tidak lagi didasarkan atas tanggung jawab yang dimilikinya, tetapi lebih didasarkan atas seberapa besar materi yang akan diperolehnya apabila suatu kewajiban dilaksanakan. Bila ukuran kewajiban saja sudah bergeser pada hal-hal yang bersifat materi, janganlah berharap bahwa di dalamnya masih ada apa yang disebut mustika idealisme. Para hedonis dengan kekuatan materi yang dimilikinya, sengaja atau tidak sengaja, semakin memupuskan idealisme dalam kebudayaan Sunda. Akibatnya, jadilah betapa sulitnya komunitas Sunda menemukan sosok-sosok yang bekerja dengan penuh idealisme dalam memajukan kebudayaan Sunda. Berpijak pada kondisi lemahnya daya hidup dan mutu hidup kebudayaan Sunda, timbul pertanyaan besar, apa yang salah dengan kebudayaan Sunda? Untuk menjawab ini banyak argumen bisa dikedepankan. Tapi dua di antaranya yang tampaknya bisa diangkat ke permukaan sebagai faktor berpengaruh paling besar adalah karena ketidakjelasan strategi dalam mengembangkan kebudayaan Sunda serta lemahnya tradisi, baca, tulis , dan lisan (baca, berbeda pendapat) di kalangan komunitas Sunda. Ketidakjelasan strategi kebudayaan yang benar dan tahan uji dalam mengembangkan kebudayaan Sunda tampak dari tidak adanya "pegangan bersama" yang lahir dari suatu proses yang mengedepankan prinsip-prinsip keadilan tentang upaya melestarikan dan mengembangkan secara lebih berkualitas kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda tampaknya dibiarkan berkembang secara liar, tanpa ada upaya sungguh-sungguh untuk memandunya agar selalu berada di "jalan yang lurus", khususnya manakala harus berhadapan dengan kebudayaan-kebudayaan asing yang galibnya terorganisasi dengan rapi serta memiliki kemasan menarik. Berbagai unsur kebudayaan Sunda yang sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan, bahkan untuk dijadikan model kebudayaan nasional dan kebudayaan dunia tampak tidak mendapat sentuhan yang memadai. Ambillah contoh, berbagai makanan tradisional yang dimiliki urang Sunda, mulai dari bajigur, bandrek, surabi, colenak, wajit, borondong, kolontong, ranginang, opak, hingga ubi cilembu, apakah ada strategi besar dari pemerintah untuk mengemasnya dengan lebih bertanggung jawab agar bisa diterima komunitas yang lebih luas. Kalau Kolonel Sanders mampu mengemas ayam menjadi demikian mendunia, mengapa urang Sunda tidak mampu melahirkan Mang Ujang, Kang Duyeh, ataupun Bi Eha dengan kemasan-kemasan makanan tradisional Sunda yang juga mendunia? Lemahnya budaya baca, tulis, dan lisan ditengarai juga menjadi penyebab lemahnya daya hidup dan mutu hidup kebudayaan Sunda. Lemahnya budaya baca telah menyebabkan lemahnya budaya tulis. Lemahnya budaya tulis pada komunitas Sunda secara tidak langsung merupakan representasi pula dari lemahnya budaya tulis dari bangsa Indonesia. Fakta paling menonjol dari semua ini adalah minimnya karya-karya tulis tentang kebudayaan Sunda ataupun karya tulis yang ditulis oleh urang Sunda. Dalam kaitan ini, upaya Yayasan Rancage untuk memberikan penghargaan dalam tradisi tulis perlu mendapat dukungan dari berbagai elemen urang Sunda. Sayangnya, hingga saat ini pertumbuhan tradisi tulis pada urang Sunda masih tetap terbilang rendah. Source : http://tamanmini.com

Jumat, 28 Januari 2011

Hiks

Sepertinya hati ini sedang jauh dari_Mu Rabb, gundah..gelisah...tak tenang yang aku rasakan.
Maafkan aku
Aku janji akan memperbaiki hubungan kita kembali..T_T
Heu

Hiks

Sabtu, 06 November 2010

!@#$%^&*())))

Jika ku harus memilih.....
Cinta manusi mana yang ku inginkan??
Tentu akan ku pilih cintamu.
Jika tak ada aturan yang mengharuskan kita untuk menahan cinta karena alasan ‘belum mampu’
Tentu aku akan memilihmu, mencarimu, dan tak akan melepaskanmu.

Aku tahu, untukku.. telah banyak yang kau berikan.
Cintamu, air matamu.. pernah kau berikan padaku.
Anggapan mu tentang aku yang tak menghargaimu.
Aku tahu.
Sayang, lupakah kita...bahwa ada yang cemburu dgn hubungan kita??
Dia-lah Allah... Maha pencipta cinta dalam hati kita.
Ayolah sayang, kita kembali pada-Nya.
Demi Allah...kau tak akan kecewa bila kau memasrahkan seluruh cintamu pada-Nya,
Tidak seperti ketika kau memasrahkan cinta kepadaku, kecewa kau dapat.

Maafkan aku...
Bila aku menjauhimu.. bukan aku tak mencintaimu.
Hanya saja hubungan kita ini terlarang, tidak disukai-Nya.
Kita tidak menjaga pandangan, bebas menyampaikan rasa yang tak seharusnya.
Mari sayang,kita kembali kepada-Nya
Memohon ampun pada Sang Pemberi Cinta, atas apa
Yang telah terjadi di masa lalu kita..

Semoga Allah mengampuni dosa kita..
Pun semoga Allah menghapuskan ‘rasa’ yang telah kita pelihara sejak lama ini,
Apabila memang ditakdirkan-Nya kelak bukan aku tempat kau menyandarkan kepalamu di bahuku..
Semuanya masih nampak rahasia-Nya.

Maafkan aku Ya Allah...
Yang tak pandai menjaga hati.
Semoga kau menganugrahkan pasangan yang baik menurut-Mu.
Amin

frenfrenfren ^^

hai hai teman-teman, adrenalin nulisku lagi kumat nih.. tapi bingung mesti nulis apa, akhirnya kucoba membayangkan wajah-wajah kalian...Ya! aku ada ide, ini nih hasilnya 
Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri dulu (ooh...udah pada kenal ya?) ya ga apa-apa dong, suka2! walaupun udah kenal atau pun disuruh turun dari panggung (emang ada panggungnya getoh?) tetep ngotot akan ‘wawanohan’ .
Assalamualaikum teman-teman.... jumpa lagi dengan saya Tia Sri Rahayu dalam acara.... jreng jreng jreng: Analisis Prinsip2 Identifikasi Morfem dalam Suatu Karya Sastra!! Uups... wuahahahaaa... bukan dong, berani dikasih uang sejuta deh, pasti kalian males binti haro ngelanjutin bacanya kalo menyangkut itu mah.. tenang, saat ini aku ga bakal ngebahas materi kuliah (karena akunya juga rada males sih), tapi kita__khususnya si aku akan membahas tentang karakteristik sawatara jalmi. Ngartos kan? hehee
kita kembali ke topik yang akan mamah bahas, (ceileee...mamaah.... ^.^)
seperti yang telah kita ketahui, bahwasanya manusia itu tidak dapat hidup sendiri. Kenapa? Karena manusia adalah makluk sosial, makhluk yang membutuhkan orang lain untuk saling membantu memenuhi kebutuhannya, tolong menolong dalam kehidupannya (pelajaran waktu SMP kalo ga salah mah). Bahkan nabi Adam aja kesepian sendirian di syurga, so dia minta teman hidup sama Allah SWT...yakni Hawa (kita-kita neh sebangsanya, heheee ^_^).
Ngomongin masalah teman, siapa pun pasti punya dooonk.... berani taruhan deh (eh ga boleh taruhan ya dosa?). bisa kita bayangin ngeri banget deh kalo hidup ga ada teman. Apa-apa sendiri, kalo sakit ga ada yang jengukin (alhamdulilah....si vikuk novika kemaren jenguk waktu aku sakit, makasih sayaaaaaaang...hoek!), ngerjain tugas sendiri (kecuali tgs individu mungkin), ga ada yang nganter kalo pengen ke borma, ga ada yang ngasih susu cap beruang dan sorabi kalo lagi sakit, hiks! Pokonya sedih stadium 4 deh, dan pastinya kalo ga ada TEMAN... aksi ‘jomblo dulu’ akan terasa semakin menyayat hati (iih...lebay pisan! >,<) Sebelum dilanjutkan ke materi berikutnya, ada pertanyaan? Tidak ada? Okay, Next....(so’ dosen nih gayanya) Topik utama yang akan saya bahas adalah (serius mode:on) ....Analisis Karakteristik Manusia__khususnya di UPI__lebih khusus lagi di FPBS__lebih khusus lagii di JPBD 2009__dan lebih khusus lagi di kelas B__dan sangaaaaaatt sangaaatt sannngaaat lebiiiihh khusus lagi yaitu analisis terhadap Novika Dewi, Eneng Linda Purnamasari, Eva Nurlaela, Euis Siti Fatimah, Nurhayati, Ai Maya Risa’adah, Lia Amelia dan Mitha Hartati. Sebelumnya aku mau minta maaf dulu nih sama yang bersangkutan apabila melanggar hak cipta.(weleh, ada hubungannya getoooh??) Baik, kita mulai pada terdakwa pertama. Novika Dewi, kalo di facebook penulisannya sedikit alay memang, yakni Viiequx Heryadi, dan konon nama heryadi di belakangnya adalah nama sang ayah yang amat dihormati dan disayanginya...hehee (biar ga ngambek tadi disebut alay ^_^), neng vikuk ini peringkat kedua paling nyantey setelah Eneng Linda Purnamasari. Pehatikan aja, hampir tiap hari telat, dan rutinitas paginya adalah mengirim jarkom ke semua nomor dengan isi sms yang sangat bisa ditebak “pangnempatkeun korsi, vi kabeurangan”. Dan apakah kalian tau hey gimana saat dia berbicara dan tertawa?? Oh....oh..oh... sangat keras dan nyaring, sampe2 teteh kosan yang ada di lantai bawah pernah nanya gini sama aku: Teteh kosan: “tia, ada apa tadi yang teriak-teriak di kamar tia?” Aku: “oh....itu teman teh, tadi lagi kesambet.” (wualah!) Tapi Novika itu baiiiikk banget, solider deh sama kita-kita (ciee...cieee....mesti dipuji nih biar ga ngambek gara2 kasus diatas). Mau tau baiknya dia gimana? Contoh: dia sms gini nih. Novika: “Tia, tos emam can?” Aku: “acan....” Novika: : “hoyong belut teu?” Aku :”hoyong atuh, lapar. Sakalian sareng sanguna nya .” Kurang lebih 20 menit kemudian dia datang ke kosan dgn membawa nasi dan belut. (makasi...makasi..sering-sering aja ya viiii.....hahaahaa). Dan satu lagi mengenai Miss Novika, yakni memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Beliau sangat bangga dengan Ciamis (tempat kelahirannya), dan menginginkan kabupaten Ciamis itu eksis dalam segala hal (terutama dalam proses perkuliahan berlangsung selalu menyebut-nyebut Ciamis, ckckck). Terdakwa yang kedua adalah seseorang yang cantik dan sangat muda (uhuk...uhuk..kaseglong), ya inilah diaaa kita sambut Eneng Linda Purnamasari.... Berikan tepuk tangan yang meriah untuknya (garing ya? Hehee). Dia adalah Miss lelet nomor satu se-Asia Tenggara (hahaa...ga segitunya kali ya). Coba saja perhatikan dia, kalo makan pasti paling akhir habisnya, ya ampyuuun...mana udah mau masuk lagi kuliah, kalo jalan kaki pasti selalu terbelakang.. itu looohh jalannya ituuu lambaaaat banget! Haduuuh.... tapi alhamdulilah, kalau kuliah pagi mah dia jarang telat (ya iyalah, subuh2 berangkat dari Dayeuhkolotnya).. hihi.. tapi berkat neng Linda syariatnya.. nyawaku bisa tersambung lagi..(ah yang bener, koq bisa sih?) yaks! Karena pada masa akhir bulan_tanggal tua ketika masa bokek sedunia berlangsung dan ditambah semakin menipisnya persediaan beras di kosan yang turut memperparah kondisi finansial, si cuneng dengan bala bantuannya menyumbangkan berasnya (alhamdulilah neng...mudah2an diganti berlipat-lipat ganda sama Alloh...terus mudah-mudahan amal ibadahnya diterima Allah SWT ya neng yaa...amiiiinn). eh eh mau tau ciri lain dari si beleneng ini? adalah lipgloss dan farfumnya itu loh.. selalu nempel dan ngekost di kantong.. dimanapun, kapanpun, dan dalam situasi apapun. mungkin ini kali ya yang menyebabkan dia menjadi manusia paling narsis, selalu ngomong gini nih “aku cantik” (abi geulis), baik itu di dunia maya (foto2 si beleneng) mupun di dunia nyata, dan dia akan sangat tidak ikhlas jika ada orang lain yang mendahului mengaku dirinya cantik (contoh pada kasus antara Euis & Eneng yang mana memperebutkan kalimat “abi geulis”, masih ingat kan?).... dan dengan gayanya yang sangat lebay si cuneng akan bilang: “ah...ah....ah... eta mah lapak abi.” Selanjutnya adalah....mojang Rancah, Eva Nurlaela.. hm... ngomongin tentang dia tentang apanya ya? Ya ya ya...pokonya sama dia mah, mari kita rujak merujak di kosan Eva, jangan lupa Novika membawa bumbu2 (heh Novika, jangan pedes2 kalo bikin rujak >,<), Euis menyediakan buah2an, dan alat2 disediakan Eva, sedangkan aku with Neng Linda membawa perut kosong ajeh, hehee. Mojang satu ini sepertinya sudah (ehem..ehem...ehem..ehhheeeemmmmmm) pengen nikah sama si Aa’nya. (maaf ya va, jd ngegosip..heheee eva baik dan cuakeep deh!). Terus kalau menurut aku lagi sih, Eva itu mahasiswa yang kompeten, paling rajin belajar dan mengerjakan tugas..(cie...cie... pasihan receh atuh abi yeuh tos muji?)
The next..... Euis Siti Fatimah. Gadis asal kuningan yang full senyum, ceria, dan selalu ‘beu-beuan dengan logat kuningan-nya yang kental’ memiliki retorika yang good banget (hidung tuh pegangin..biar ga ngawang2 di udara) karena setiap presentasi, pendapat-pendapatnya selalu lumayan...(pasti geer...pasti geer...pasti geer..hehe). Oya, dari semester satu hingga saat ini (masih kan sampe sekarang?) Euis telah naksir atau naksir2an sama salah seorang ikhwan yang ada dikelas berinisial ARU (tenang is, ga akan kebaca sama dia kok insyaAllah, facebooknya kan udah di’deactivate...katanyaaa) yang... dinginnya minta ampyuuun, tapi Euis tak pernah kenal lelah untuk meluluhkan hati si ikhwan ini (mending ajak nikah aja is kata si aku mah, puguh..puguh...halal, hehee) termasuk suatu hari, Euis yang anti memakai rok, akhirnya selama 2 hari berturut-turut memakai rok ke kampus (subhanallah...Euis..pake rok..tapi sayang ga konsisten neeh ah!), begitu lebainya Euis dengan roknya, sampe-sampe dia memohon kepada kita2 untuk nge’wall ke pesbuknya tentang perubahannya yang telah memakai rok, dan dia pun ngoment2 lebih lebay lagi gitu deh -.-‘ (entah apa maksudnya hanya Euis dan Allah yang tau).
Selanjutnya..yups, Nurhayati. Ga ada nama panjangnya. Cah ayu asal jawa__indramayu__berkacamata dgn minus 1,5 ini lebih memilih ngekost di daerah yang sangat2 jauh dari keramaian (serasa di kuburan, asli!), yang apabila kita ingin bertandang (beuh....bertandang.. bahasanyaaaa..) ke kosannya harus menuruni kurang lebih 32 anak tangga dengan kecuraman hampir 90 derajat, uuuh...kebayang kan? Apalagi kalo pas mau naik tangganya.. Masya Allah... kata si cuneng mah bikin make up luntur dah! Seperti biasa, setelan kerudung segiempat, kemeja dan rok selalu digunakan sehari-hari ketika perkuliahan (pokonya mantep calon ibu guru pisan), dan menurut survey yang aku lakukan secara langsung, seharusnya Nurhayati itu masuk jurusan Seni Rupa. Kenapa? Karena hobi gumbar-gambarnya itu loh, bagus banget! Terbukti, di dinding kosannya (pake kapur barus_kapur ajaib kalo ga salah) dan juga di bindernya hampir penuh dgn gambar-gambar yang lucu, kreatif, pokonya bagus deh (emh....si enur pasti ngapung da). Karena kepiawaiannya berbahasa jawa (ya iyyalah....emang wong jawa toh!) dia selalu membantu si aku men’translate sms2 dari salah satu teman yang orang jawa juga, heheee.. thanks nur ^_^
And the next Indonesian Idol.......addalaaah (oh bukan ya, hohoho ^,^).. nih dia nih temen kita yang paling anggun se-Nusantara (siapapun pasti setuju dgn pendapat ini, iya kan? Iya kan?).. kita sebut saja si doi dengan nama Ai Maya Risa’adah (wualah mbak..mbak... emang nama aslinya juga begitu kaliiiii...). Hm.. dia ini adalah tetanggaku di kampung yang kebetulan ditakdirkan Allah denganku harus satu universitas, satu fakultas, satu jurusan, satu kelas, bahkan sering satu kelompok pula! doi ini memang memiliki keanggunan ruaaarrrrrrrr biasa, dan kebaikannya bak bidadari turun dari surga deh, apapun uhun, mangga, boleh, iya.. jadi suka malu sendiri kalo minta bantuannya karena sifatnya yang oh..oh..oh..terlalu baik itu tuuh.. selain itu, dia juga sangat mengaplikasikan tatakrama sunda layaknya putri keraton (sepertinya kalo aku jadi cowok..bakalan naksir deh sama dia. Hehehee) tapi alhamdulilah walopun aku (ehem) single, tetep normal dong.. (hey, apa maksudnya nih ngomongin single-single’an disini?). Mau tau juga apa yang dilakukannya jika kita main ke kosannya, ckckck pasti makanan teh sagala disuguhkeun (apalagi aku dan si novika mah rampok makanan). Masih dengan sifatnya yang kemayu Ai hanya tersenyum saja sambil berkata “uhun..mangga bae soookk......wios..wios..sok we seepkeun.” oh ya dan perlu kita catat, Ai itu jarang sekali berbicara__beretorika (sabedug sakali). Dan itulah yang membuat dia disegani, dihormati, dan disayangi semua temen2 kelas B.
Duh ini jari sebenernya udah pegel, tapi berhubung proyek ini harus diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya (nyontek dikit teks proklamasi) kita persingkat saja analisis terakhir kita dengan menyatukan dua pribadi yang sama2 yaaa....begitulah sedikit aneh memang. Kita sebut saja mereka Mitha Hartati dan Lia Amelia. Bagaikan Yin dan Yang... tak dapat terpisahkan. kemana mana selalu bersama dan yang selalu hebboh dimana-mana. Contoh soal: sebelum kedatangan Mitha dan Lia ini, suasana kelas masih tenang dan adem ayem alias kondusif. Tiba-tiba datanglah dua cewek asal Garut dan Kuningan ini. Suasana kelas jadi heboh, padahal yang bersenda gurau dan tertawa itu cuma mereka berdua! Ckckck subhanallah sekali ya... segitu tingginya frekuensi suara Mitha dan Lia mengalahkan kadar suara teman2 sekelas B yang lain. Kata Novika mah mirip-mirip toa Al Furqan gitu deh (kata si novi mit, lia.. bkan kata aku. Hajar aja mit!) hehee. ups...!!! jangan marah ya...ya Mitha yaa..ya Lia yaa...bantu2 ya, tolong bantu ya...jadi apaaa prok prok prok! hehee Mitha cantik deh! Lia juga cantik deh! nih..pujian buat kalian supaya ga pada ngambek...ikhlasss pisan dari sanubari yang terdalam (merayu mode:on) .
Naaah....pemirsa, segitu dulu aje ye, udah keriting neh jari ngetikin keyboard terus. Lagian mata udah 5 watt.., kasur bantal guling sudah manggil-manggil dari tadi. eeh...ada yang lupa ya? ya? tentang si aku nih yang belum dianalisis. Ah tapi kalo si aqwuh magh (alay mode:on nurutan si cuneng) udah pada tau kaan....gimanaa aku mah yaa.. orangnya baik (jiaaah...harusnya itu mah orang laen yg bilang ya? Emh...dasar!), terus cantik (pasti si neng linda orang pertama yg ga rela aku ngomong gini nih, hihii..). ga deng neng, aku ga bakal nyaingin kamu koq saaay kan udah dipatenkan milikmu olangan...hahahaa. Yang penting cantik hatinya aja lah cita2 aku mah . rieut mamah mah, heheheee. ga nyambung ah geje... satu tambahan lagi, untuk nama2 yang bersangkutan diatas, jangan balik nganalisis aku yaa...(geer banget, padahal siapa lagi yang mau nganalisis -.-‘)
Sebelum mem’publish note ini, aku ucapin hatur tengkyu kepada kalian2 yang setia (ceileeee....) berteman dgn si aqwuh (agy alay mode:on), yang pada baik2 semuanya, mau susah kek mau senang kek...mudah2n selalu bersama-sama. Karena pada hakikatnya kita semua adalah saudara ...
I Love U full kelas B ^__^
I Love U full....dulur sakamera (hahaaa...maksa!)
I love U full teman2

Minggu, 29 Agustus 2010

surat seorang jomblowati

Surat seorang jomblowati

Seiring hilangnya senja, aku tetap memikirkan tentang keberadaanmu.
Entah mengapa diri ini demikian merindui dirimu.
Diantara hamparan padang impian yang terbentang tak berjarak, hanya dibatasi oleh kedipan mata ini ketika terlelap.
Saat ini kuakhiri lagi rutinitas yang amat melelahkan. Perkuliahan yang penat dan segala aktivitas demi masa depan yang lebih baik membuatku ingin sedikit bersantai dengan menerawangmu sejenak. Dan malam ini ku berdoa kepada-Nya semoga semua ini bisa mengantarkan padamu yang kini telah terdampar diatas suratan takdirku, siapapun engkau… wahai yang akan menjadi imamku.
Entah kapan Dia akan mengijinkan aku jatuh cinta kepadamu, atau kau jatuh cinta kepadaku, sehingga kita bisa saling mencintai. Atau mungkin kita sudah saling kenal sebelumnya? Atau kau sesuatu yang baru bagiku? Atau jangan-jangan kita sudah pernah saling mencinta? Aku hanya berjalan menapaki garis-garis nasib yang setiap hari kujalani.
Oh iya, bagaimana kabarmu malam ini?
Semoga rembulan diluar sana menyaksikan kita yang saling merindu. Percayalah, disisiku kini hanya ada segenggam harapan tentangmu yang selalu kupegang dan tak pernah kulepas.
Hm.. Apakah ada yang mencoba menggodamu?
Pasti ada, syetan tak akan pernah membiarkan seorang muslim berjalan sendirian. Keadaanku disini sama, bahkan mungkin lebih parah. Semoga engkau tidak akan pernah merasa cemburu, karena memang belum saatnya. Sekali lagi, percayalah pada-Nya bahwa dia akan mempertemukan engkau untukku dan aku untukmu.
Entahlah… apa perasaan ini sudah pada tempatnya ataukah salah alamat. Aku hanya bisa meyakini satu hal, nurani itu tak akan pernah berdusta. Aku yang disini dan engkau yang disana pasti menginginkan pertemuan nanti hanya Dia yang mengatur. Tidak ada orang ketiga, atau pun keempat… hanya ada Dia diantara kita. Karena segala macam hubungan pasti akan berakhir kecuali hubungan karena Dia. Kita sama-sama berlindung dan berdoa kepada-Nya, semoga Dia bisa melebihkan kesabaran kepada kita dalam menanti saat-saat indah kebersamaan itu…
Bandung, 19 Agustus 2010

Rabu, 28 Juli 2010

Ketika Engkau Terluka Karena Cinta

Bagi anda yang mengalami luka karena cinta ataupun merasakan pahitnya cinta, mungkin tulisan ini dapat mengobati hati anda yang sedang sakit. Berikut ini adalah kutipan kisah dari sebuah Novel yang cukup laris dan sudah tidak asing lagi bagi kita. Silahkan dibaca secara keseluruhan, jangan setengah-setengah ya!!!.  … Jam beker di kamar Azzam berdering-dering, Fadhil mendengarnya. Ia melihat jam di dinding kamarnya. Jam tiga lebih dua puluh lima. Sejurus kemudian Fadhil mendengar suara beker itu mati, pintu berderit dibuka, dan gemericik suara air di kamar mandi. Tiba-tiba Fadhil merasa iri dengan Azzam. Azzam yang di matanya begitu tegar menghadapi hidupnya. Azzam yang selalu ia lihat bekerja dan bekerja. Ia tak pernah mendengar Azzam berbincang-bincang tentang perempuan.  Setahunya, Azzam tak mengenal perempuan kecuali ketiga adik dan ibunya. Merekalah yang menjadi segala-galanya baginya. Ia ingin seperti Azzam, tapi ternyata ia tidak bisa mengingkari bahwa selain ibunya dan Cut Mala adiknya, ternyata ada Tiara di dalam hatinya. Fadhil bangkit mengambil air wudhu lalu shalat. Hatinya tidak bisa khusyuk, tapi ia tetap shalat. Selesai shalat ia ke kamar Azzam. Azzam sedang membaca kitab Al Hikam.  “Ee kau Dhil, sudah bangun?” “Bukan sudah bangun Kang, tapi aku memang tidak bisa tidur!” “Kenapa tidak bisa tidur?” “Aku mau cerita, tapi tolong ini jadi rahasia di antara kita berdua saja ya.” “Baik.” “Begini Kang. Aku sedang menghadapi masalah psikologis yang pelik Kang.” “Pelik bagaimana Dhil?”  Fadhil lalu menceritakan semuanya. Tentang Tiara yang meminta pendapatnya karena dilamar Zulkifli yang tak lain adalah temannya sendiri di Indonesia. Tentang saran yang ia berikan. Tentang segala perasaan cintanya pada Tiara. Tentang kekecewaan Tiara. Tentang pernikahan Tiara yang akan segera diadakan. Tentang hasil rapat di KMA yang memintanya jadi penanggung jawab acara pernikahan. Tentang dirinya yang harus mendendangkan nasyid di hadapan mempelai berdua. Tentang segala rasa cinta pada Tiara yang membuatnya tersiksa. Tentang kesedihan dan nestapanya yang menyesak dada. Fadhil menceritakan itu semua dengan mata berkaca-kaca.  “Bayangkan Kang, kalau boleh jujur, aku sudah bersimpati padanya sejak mengajarnya di Madrasah Aliyah. Dulu aku tidak merasakannya. Tapi sejak dia tiba di Cairo ini, aku diam-diam sudah merencanakan hendak mengkhitbahnya begitu aku lulus. Aku sangat mencintainya. Namun herannya ketika dia minta saran kenapa aku bisa memberi saran demikian. Kenapa aku sok jadi pahlawan dengan mengutamakan orang lain? Sekarang aku seperti terpanggang oleh api cemburu dan penyesalan yang sangat menyakitkan. Aku harus bagaimana Kang?”  Azzam tersenyum. Entah kenapa mendengar kisah Fadhil ia ingin tertawa, tapi tidak dilakukannya. Ia takut membuat Fadhil semakin tersiksa. Dengan tenang, ia berniat menghibur dan memberikan jalan yang lebih terang kepada Fadhil. Ia menanggapi, “Dhil, Fadhil, masalah yang kau hadapi itu masalah kecil. Tak usah kau besar-besarkan. Nanti semuanya akan baik-baik saja. Ini kebetulan aku baru saja membaca perkataan Imam Ibnu Athaillah yang sangat dahsyat tentang cinta. Dan perkataan beliau ini bisa jadi terapi yang tepat untuk penyakit cintamu. Ya, aku katakan apa yang kau simpan di hatimu itu adalah penyakit.  Cinta sejati itu menyembuhkan tidak menyakitkan.” Dengar baik-baik ya perkataan Ibnu Athaillah, saya bacakan langsung dari kitab aslinya. Beliau mengatakan: “la yukhriju asy syahwata illa khaufun muz’ijun aw syauqun muqliqun! Artinya tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangnn duniawi selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merana!”  “Coba resapi baik-baik kata-kata ulama besar dari Iskandaria ini. Kecintaanmu pada Tiara itu syahwat. Hampir semua orang yang jatuh cinta itu merasakan apa yang kau rasakan. Dan perasaan seperti itu tidak akan bisa kaukeluarkan, kauusir dari hatimu kecuali jika kau memiliki dua hal.”  “Pertama, rasa cinta kepada Allah yang luar biasa yang menggetarkan hatimu. Sehingga ketika yang ada di hatimu adalah Allah, yang lain dengan sendirinya menjadi kecil dan terusir. Kedua, rasa rindu kepada Allah yang dahsyat sampai hatimu merasa merana. Jika kau merasa merana karena rindu kepada Allah, kau tidak mungkin merana karena rindu pada yang lain. Jika kau sudah sibuk memikirkan Allah, kau tidak akan sibuk memikirkan yang lain. Karena hatimu miskin cinta dan rindu kepada Allah, jadinya kau dijajah oleh cinta dan rindu pada yang lain. Saat ini yang menjajah hatimu adalah rasa cinta dan rindumu pada Tiara. Itulah yang membuatmu tersiksa Padahal kau sudah tahu kalau dia sudah dilamar dan dikhitbah saudaramu sendiri. Kau harus tahu perasaan seseorang tidak bisa mengubah hukum syariat. Seberapa besar rasa cintamu kepada Tiara dan seberapa besar perasaan cintanya kepadamu, tidak akan mengubah hukum dan status Tiara, bahwa ia telah dikhitbah oleh saudaramu. Apalagi Tiara telah menerimanya.”  “Panitia pernikahan telah ditata. Kau sama sekali tidak boleh merusaknya. Kalau kau mau jadi pahlawan jangan setengah-setengah. Jadilah pahlawan yang benar benar pahlawan, meskipun harus mengorbankan sesuatu yang kau anggap paling berharga. Tidak ada pahlawan yang tidak berkorban apa-apa!”  Kedua mata Fadhil basah mendengar kata-kata Azzam yang membukakan jalan lebih terang baginya. Tapi Tiara masih juga tertulis dengan jelas di hatinya. “Terima kasih Kang. Cinta memang bukan segala-galanya, tapi kehilangan cinta seperti kehilangan segala-galanya.” Azzam tersenyum dan berkata dengan suara pelan,  “Benar. Mencintai makhluk itu sangat berpeluang menemui kehilangan. Kebersamaan dengan makhluk juga berpeluang mengalami perpisahan. Hanya cinta kepada Allah yang tidak. Jika kau mencintai seseorang ada dua kemungkinan diterima dan ditolak. Jika ditolak pasti sakit rasanya. Namun jika kau mencintai Allah pasti diterima. Jika kau mencintai Allah, engkau tidak akan pernah merasa kehilangan. Tak akan ada yang merebut Allah yang kaucintai itu dari hatimu. Tak akan ada yang merampas Allah. Jika kau bermesraan dengan Allah, hidup bersama Allah, kau tidak akan pernah berpisah dengannya. Allah akan setia menyertaimu. Allah tidak akan berpisah darimu. Kecuali kamu sendiri yang berpisah dari-Nya. Cinta yang paling membahagiakan dan menyembuhkan adalah cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”  Mendengar hal itu ada kesejukan yang mengaliri jiwanya. Kesejukan yang membuat hatinya sedikit terhibur dan lega. Jiwanya perlahan mulai menemukan ketenangan.  …  [Dikutip dari Novel “KETIKA CINTA BERTASBIH 1” karya Habiburrahman El Shirazy]  Smoga bermanfaat, khususnya bagi anda yg sedang mengalami pahitnya cinta, smoga tulisan ini bisa sedikit mengobati luka anda…